A. Landasan Pengembangan
Kurikulum 2013
Ada beberapa tumpuan atau landasan terhadap adanya pengembangan yang
terus dilakukan pada kurikulum. Pengembangan tersebut dapat ditinjau dari
beberapa aspek antara lain sebagai berikut:
1. Aspek Filosofis
Di dalam UU No. 20 Tahun 2003 di sebutkan bahwa sistem pendidikan
nasional harus
mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu serta
relevansi dan efisiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai
dengan tuntutan perubahan kehidupan local, nasional, dan global sehingga perlu
dilakukan pembaharuan pendidikan secara terencana terarah, dan
berkesinambungan. UU Sisdiknas kita pun telah menggariskan bahwa esensi
pendidikan adalah membangun manusia
Indonesia seutuhnya.
Berdasarkan filisofinya, seperti yang kita ketahui bahwa pendidikan yang
diharapkan antara lain berbasis pada nilai-nilai luhur, nilai akademik,
kebutuhan peserta didik dan masyarakat. Sementara itu, yang perlu diperhatikan
juga adalah kurikulum. Kurikulum yang dimaksud harus
berorientasi pada pengembangan kompetensi siswa.
2. Aspek Yuridis
3. Aspek Konseptual
B. Rasional Pengembangan Kurikulum
Ada beberapa
perbandingan yang bisa dijadikan sebagai tolak ukur dalam pengembngan kurikulum
2013 ini. Pertama, berdasarkan pengalaman dari kurikulum sebelumya yaitu
kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang masih menyisakan sejumlah
permasalahan antara lain:
1. Konten
kurikulum masih terlalu padat yang ditunjukkan dengan banyaknya mata pelajaran
dan banyak materi yang keluasan dan tingkat kesukarannya melampaui tingkat
perkembangan usia anak.
2. Kurikulum
belum sepenuhnya berbasis kompetensi sesuai dengan tuntutan fungsi dan tujuan
pendidikan nasional.
3. Kompetensi
belum menggambarkan secara holistik domain sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
4. Beberapa
kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan perkembangan kebutuhan (misalnya
pendidikan karakter, metodologi pembelajaran aktif, keseimbangan soft skills
dan hard skills, kewirausahaan) belum terakomodasi di dalam
kurikulum.
5. Kurikulum
belum peka dan tanggap terhadap perubahan sosial yang terjadi pada tingkat
lokal, nasional, maupun global.
6. Standar
proses pembelajaran belum menggambarkan urutan pembelajaran yang rinci sehingga
membuka peluang penafsiran yang beraneka ragam dan berujung pada pembelajaran
yang berpusat pada guru.
7. Standar
penilaian belum mengarahkan pada penilaian berbasis kompetensi (proses dan
hasil) dan belum secara tegas menuntut adanya remediasi secara berkala.
8. Dengan
KTSP memerlukan dokumen kurikulum yang lebih rinci agar tidak menimbulkan multi
tafsir.
Selain permasalahan yang terdapat pada KTSP 2006, ada juga
beberapa alasan seperti yang dikemukakan oleh Mendikbud mengapa kurikulum
mengalami pengembangan. Alasan tersebut antara lain:
1. Tantangan
masa depan seperti:
1) Globalisasi
2) Masalah
lingkungan hidup
3) Kemajuan
teknologi informasi
4) Konvergensi
ilmu dan teknologi
5) Ekonomi
berbasis pengetahuan
6) Kebangkitan
industri kreatif dan budaya
7) Pergeseran
kekuatan ekonomi dunia
8) Pengaruh
dan imbas teknosains
9) Mutu,
investasi dan transformasi pada sektor pendidikan.
2. Kompetensi masa depan
antara lain
1) Kemampuan
berkomunikasi
2) Kemampuan berpikir
jernih dan kritis
3) Kemampuan
mempertimbangkan segi moral suatu
permasalahan
4) Kemampuan menjadi
warga negara yang efektif
5) Kemampuan mencoba
untuk mengerti dan toleran terhadap pandangan yang berbeda
6) Kemampuan hidup dalam
masyarakat yang mengglobal
7) Memiliki minat luas
mengenai hidup
8) Memiliki kesiapan
untuk bekerja
9) Memiliki kecerdasan
sesuai dengan bakat/minatnya.
3. Fenomena negatif yang
mengemuka seperti
1)
Perkelahian pelajar
2)
Narkoba
3)
Korupsi
4)
Plagiarisme
5)
Kecurangan dalamUjian (Contek,
Kerpek..)
6)
Gejolak masyarakat (social unrest)
4. Persepsi
masyarakat terhadap kurikulum sebelumnya antara lain
1) terlalu
menitikberatkan pada aspek kognitif
2) beban
siswa terlalu berat
3) kurang
bermuatan karakter.
C. Elemen Perubahan Kurikulum
Secara umum ada empat
elemen perubahan yang akan dikembangkan dalam kurikulum 2013 tersebut yaitu:
1) Standar Kompetensi
lulusan, dalam hal ini yang diharapkan pada peserta didik yaitu adanya
peningkatan dan keseimbangan soft skills dan hard skills yang
meliputi aspek kompetensi sikap (meliputi: pribadi yang beriman, berakhlak mulia, percaya diri, dan bertanggung
jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial, alam sekitar,
serta dunia dan peradabannya), keterampilan (meliputi: pribadi yang berkemampuan pikir dan tindak
yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret), dan
pengetahuan (mampu menghasilkan pribadi
yang menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya yangberwawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban).
2) Standar isi,
Kompetensi yang
semula diturunkan dari matapelajaran berubah menjadi mata pelajaran dikembangkan dari kompetensi.
Kompetensi
dikembangkan melalui:
·
Tematik
Integratif dalam semua mata pelajaran (pada tingkat SD)
·
Mata
pelajaran (pada tingkat SMP dan SMA)
·
Vokasinal (pada tingkat SMK)
3) Standar proses
pembelajaran
a. Standar
Proses yang semula terfokus pada Eksplorasi, Elaborasi, dan Konfirmasi
dilengkapi dengan Mengamati, Menanya, Mengolah, Menyajikan, Menyimpulkan, dan
Mencipta.
b. Belajar
tidak hanya terjadi di ruang kelas, tetapi juga di lingkungan sekolah dan
masyarakat.
c. Guru
bukan satu-satunya sumber belajar.
d. Sikap
tidak diajarkan secara verbal, tetapi melalui contoh dan teladan
4) Standar penilaian
a. Penilaian
berbasis kompetensi.
b. Pergeseran
dari penilain melalui tes (mengukur kompetensi pengetahuan berdasarkan hasil
saja), menuju penilaian otentik (mengukur semua kompetensi sikap, keterampilan,
dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil).
c. Memperkuat
PAP (Penilaian Acuan Patokan) yaitu pencapaian hasil belajar didasarkan pada
posisi skor yang diperolehnya terhadap skor ideal (maksimal).
d. Penilaian
tidak hanya pada level KD, tetapi juga kompetensi inti dan SKL.
e. Mendorong
pemanfaatan portofolio yang dibuat siswa sebagai instrumen utama penilaian.
D. Faktor Pendukung Keberhasilan
Implementasi Kurikulum
Keberhasilaan
pelaksanaan kurikulum 2013 tidak bisa dilaksanakan oleh satu pihak saja
melainkan harus didukung oleh berbagai pihak mulai dari pemerintah, pendidik,
tenaga kependidikan, penerbit buku, dan peserta didik. Selain itu saling bantu
membantu merupakan hal yang penting di antara pihak-pihak terkait agar
kurikulum 2013 tersebut dapat dilaksanakan sesuai dengan yang diharapkan.
Ada beberapa faktor
yang bisa mendukung berhasilnya pelaksanaan kurikulum 2013 nanti antara lain:
Pertama, Kesesuaian kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan dengan kurikulum
yang diajarkan dan buku teks yang dipergunakan. Hal itu menjadi pusat perhatian
dalam pengembangan kurikulum ini. Kemampuan guru harus bisa mengimbangi
perubahan kurikulum dan menyesuaikan dengan buku teks yang akan diajarkan pada
peserta didik. Jika kemampuan tenaga pendidik belum memadai maka segera
diberikan pelatihan khusus misalnya: Uji Kompetensi, Penilaian Kinerja, dan
Pembinaan Keprofesionalan Berkelanjutan
sehingga dapat mendukung berhasilnya pelaksanaan kurikulum 2013 tersebut.
Kedua,
Ketersediaan buku sebagai bahan ajar dan sumber
belajar yang:
a. Mengintegrasikan
keempat standar pembentuk kurikulum.
b. Sesuai dengan model
interaksi pembelajaran.
c. Sesuai dengan model pembelajaran berbasis pengalaman individu dan
berbasis deduktif.
d. Mendukung efektivitas
sistem pendidikan.
Ketiga, Penguatan peran pemerintah dalam pembinaan dan pengawasan. Pemerintah
harus benar-benar serius untuk mengimplementasikan kurikulum 2013 ini agar
tidak terjadi kesenjangan kurikulum seperti yang telah terjadi sebelumnya.
Sehingga pengawasan terhadap pelaksanaan kurikulum itu dapat dijalankan pada
setiap jenjang pendidikan di seluruh Indonesia.Keempat, adalah Penguatan manajemen dan budaya sekolah. Sekolah juga
memegang peranan yang sangat penting dalam menetukan keberhasilan pelaksanaan
kurikulum 2013. Untuk itu, sekolah harus mampu menciptakan iklim belajar yang
kondusif dan menyenangkan dengan berpedoman pada jalur pelaksanaan kurikulum.
sehingga kurikulum 2013 tesebut dapat menjadi arah pengembangan yang
betul-betul sesuai dengan apa yang diharapkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar